Moslem only, seandainya kalian dijamin mati langsung masuk sorga?

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share
Q. ini Mimpi aja yah.. seandainya ada yang menjamin kalian bila mati (BUNUHDIRI SEKALIPUN) langsung masuk sorga, tanpa melalui alam barzah mana yang akan kalian pilih?

1. Mati sekarang
2. Menikmati dunia, nunggu tua, pikun, rabun, lemah (dikurangi nikmat)

note: *semua agama mengklaim sorga itu lebih indah dari kehidupan dunia.
maaf kalau ada yang tersinggung tp kalau moslem pasti tidak

A. Berandai-andai sesuatu yg tidak akan mungkin terjadi hanyalah membuka pintu bagi syetan...

Bagi muslim yang mengikuti petunjuk Rasul dan salafush sholeh mengindari berandai-andai seperti pertanyaan anda. Dalam Hadis Riwayat Bukhori muslim sangat Jelas, Rasulullah melarang bertanya ataupun menjawab pertanyaan seperti pertanyaan anda.

Semoga Jelas...

Bolehkah aku bertanya padamu tentang sesuatu?
Q. Siapakah aku?
hanya perantau di lorong masa
yang pernah terlintas di hatinya
bahwa pernah ada kehangatan
terkemas dalam susunan kata
nan rupawan

Dan pernah pula,
kusam mataku mengejanya
tutur luhur para dewa dewi
berhati mulia saling memuji
mengalirkan sejuknya hawa nirwana
hingga merelung dalam jiwa

Mungkin kini aku semakin tua
mungkin mataku beranjak rabun
: mengapa kini mereka tiada tampak?

Atau kutanya padamu, saudara
: mengapa kini mereka tiada tampak?

...

Ataukah ada yang salah dengan mataku?

Vst2010

A. Hay sobat vista



"Mereka kini tiada tampak"; sobat, seperti hal nya dirimu yang telah ber susah payah mengajak para user lama kembali ketaman, aku pun jua melakukannya, namun sepertinya mereka berat tuk pulang, tapi aku yakin Ikatan dan kenangan ditaman pasti akan menyeretnya kembali memintal pena, dan meramaikan taman kita yang tercinta



salam
maasari

Pendapat anda tentang Puisi UU enistaan agama ?
Q. Dikopas dari http://www.suaramedia.com/berita-nasional/19206-fpi-beraksi-setelah-taufik-bela-uu-penodaan-agama-dengan-puisi.html

Penyair Taufik Ismail membela UU Penodaan Agama dengan membacakan puisi saat dimintakan keterangan sebagai ahli bidang budaya oleh pihak Mahkamah Konstitusi.

"Tebing betapa curam, jurang betapa dalam, tak tampak keduanya
Desa kami terletak di kaki gunung yang sangat indanya
Berpagar perbukitan dengan deretan pohon cemara
Sawah luas terhampar, hijau muda dalam warna
Ladang palawija sangat subur pula keadaannya
Dari jauh tampak ternak kerbau, sapi, ayam dan domba
Kemudian kawanan burung terbang di udara
Tampak menembus awan tanpa suara
Walaupun alam desa kami indah keadaannya
Tapi kami belum makmur sesuai dengan cita-cita
Kemiskinan tidak teratasi seperti semestinya
Berbagai penyakit datang dan pergi bergantian saja
Beri-beri, diare, cacar, busung lapar, juga penyakit mata
Anehnya banyak warga sakit katarak dan radang glaukoma
Sehingga banyak yang rabun bahkan sampai buta
Sehingga dokter Puskesmas kami sibuk mengobati warga desa
Di barat desa ada sebuah tebing yang curam
Dibatasi setengah lingkaran oleh jurang yang dalam
Di atas tebing ini terhampar datar lapangan lumayan luasnya
Di sana anak-anak kecil berkejar-kejaran dengan leluasa
Bermain-main, melompat-lompat ke sini dan ke sana
Berteriak-teriak, menjerit-jerit dan tertawa-tawa
Karena penduduk desa cinta pada anak-anak mereka
Masih waras dan tak mau anak-anak celaka
Termasuk di tepi tebing dibikinkan pagar sudah lama
Terbuat dari kayu, sudah tua, terbatas kekuatannya
Agar tidak ada yang kepleset terjatuh ke jurang sana
Tebing itu lima puluh meter tingginya
Batu-batu besar bertabur di dasarnya
Semak dan belukar di tepi-tepinya
Hewan buas dan ular penghuni lembahnya
Kalau orang terjatuh ke dalamnya
Akan patah, cedera, cacat dan gegar otaknya
Nah, pada suatu hari
Ada sebagian kecil penduduk desa berdemonstrasi
Menuntut yang menurut mereka sesuatu yang asasi
Dengan nada yang melengking dan tinggi
Tangan teracung, terayun ke kanan dan ke kiri
Dalam paduan suara yang diusahakan harmoni
"Kami menolak pagar tebing itu, apa pun bentuknya
Pagar itu kan untuk anak-anak di bawah usia
Itu tak perlu untuk kami yang dewasa
Bahkan juga untuk anak-anak biarkan saja
Kami menuntut kebebasan sebebas-bebasnya
Tidak perduli alasan lama kalian dari zaman kuna
Pagar ini produk fikiran masa dahulu sudah lama
Cabut pagar itu, buang ke keranjang sampah saja
Pagar tebing itu adalah bentuk diskriminasi kuna
Kini waktunya orang menghargai kebebasan sebebas-bebasnya
Kita harus meniru negeri luar agar maju pula
"Apa itu pagar? Kenapa pelararan ini dibatas-batasi?
Tubuh kami ini hak kami
Kami menggunakannya semau hati sendiri
Apa itu pembatasan?
Konsep kuna, melawan kebebasan
Cabut itu pagar, semuanya robohkan!"
Demo berlangsung, hiruk-pikuklah terdengar suara
Heboh seantero kampung dan desa
Orang-orang bertanya, lho ini ada apa?
Kok jadi tegang suasana."

Silahkan berikan komentar anda tentang puisi tersebut ?
Bagaimana anda menilai kedalaman rohani Taufik Ismail ?

Mohon diskusi sehat

A. dalem

Kena Tilang razia polisi?
Q. Ada seorang nenek tua mempunyai 5 orang anak,nama mereka adalah Goblok,Tolol,sim,helm dan gara-gara..
Nah suatu hari tu si gara-gara hilang,teruz neneknya nyuruh semua anaknya untuk nyari si gara-gara itu,.
Nenek : Goblok,tolong carikan gara-gara dunk
Goblok : Gag ah mak,lagi mau maen bola ne
Nenek : Ou,yawdah tolol aja yang cari gara-gara
Tolol : Gag bisa mak,uda mau tidur ne

Akhirnya dengan muka kecewa si nenek mendatangi 2 anaknya yang lagi asyik maen kartu
Nenek : SIM,HELM ..Kalian cari gara-gara yah,dia daritadi pagi gag pulang-pulang tu,.
Sim dan helm :Siap mak,kita kan anak yang paling berbakti,.
Akhirnya mereka mengambil sepeda motor dan langsung ngebut buat cari gara-gara,si sim yang terburu-buru lupa pakai helm dan dompetnya ketinggalan..Sialnya lagi ternyata di jalan deket rumah mereka ada razia polisi,mereka pun di berhentikan,.
Polisi : Selamat siang pak ! (sambil hormat)
Sim dan helm : udah sore pak,bapak rabun ya?
Polisi : Jangan main-main sama petugas yah !
Sim dan helm :Siap,maaf pak,.
Polisi : mana sim ??
Sim : Saya pak !
Polisi :aduh,.helm mana ??
Sim :itu yang bonceng pak (sambil nunjuk ke arah helm yang lg ketakutan?
Polisi: Goblok !
Sim dan helm : Goblok sedang main bola pak
Polisi : Tolol kalian !
Sim dan helm :Tolol sedang tidur pak!!

Akhirnya dengan muka marah polisi itu mengeluarkan pistol dan berkata
Polisi : Kalian mau cari gara-gara sama saya yah??
Sim dan helm : Wah,kok bapak tau ih kalo kita sedang cari gara-gara??apalagi bapak mau bantu kami mencarinya,terima kasih ya pak !!
Polisi : Haduh,bisa kena stroke ne saya kalo terus-terusan sama kalian
tunggu post berikutnya gan,.
ne baru 2 post

A. :D :D :D kocak bgt,tdnya dh ngantuk eh mlh jd ktawa" sndiri

Bagaimana cara menghadapi orang tua yang cerewet?
Q. Aku tinggal ber2 sm ne2k, si ne2k sering bgt marahin aku, apa yg aku lakuin selalu salah, gimana cara ngdapinnya?

A. Orang kalo dah tua emang gitu, pikun dan makin cerewet. Terus kalo ngomong di ulang-ulang, dan banyak lagi tingkah yang tidak mengenakan. Tapi kalo kita sabar dan selalu tersenyum untuk beliau, mudah2an kita akan selalu ridho untuk melayani beliau.

Setidaknya kita selalu merasa menikmati mengurusnya. Aq ada cerita yang dicuplik dari sebuah bulletin jum'at:

KISAH DAN HIKMAH MEJA KAYU

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lekukan sesuatu" ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini". Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.

Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada air mata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuatkan meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan, saat aku besar nanti. Nanti akan diletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan". Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaan.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.




Powered by Yahoo! Answers

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar